Bangkalan II Cekpos.id, Tuberkulosis menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Berdasarkan Global TB Report 2022, Indonesia merupakan negara dengan beban TB Paru tertinggi kedua di dunia setelah India, yakni dengan estimasi kasus sebanyak 969.000 dan kematian 144 ribu per tahun.
Penyakit TB Paru di masa pandemic covid-19 merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah covid-19.
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut masuk ke dalam paru-paru, mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis, menular lewat udara dan menyebabkan kematian.
Penyakit ini juga berdampak negatif terhadap kondisi social ekonomi masyarakat karena dapat mempengaruhi kualitas hidup sumber daya manusia.
Beberapa gejala penyakit TBC yaitu, batuk selama 2 minggu yang tidak sembuh meskipun sudah diobati, batuk berdarah, keringat dingin di malam hari tanpa melakukan aktivitas fisik.
“Ironisnya, meskipun menderita dengan gejala-gejala tersebut dan mengetahui bahaya penyakit TBC, masyarakat enggan memeriksakan diri ke puskesmas. Mereka takut terdiagnosa penyakit TBC, karena akan dikucilkan dari masyarakat lainnya. Hal inilah yang menyebabkan angka penularan penyakit TBC semakin bertambah.
Di awal tahun 2023, Puskesmas Kedungdung mulai concent dengan penanggualangan penyakit TBC karena penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas kedungdung mencapai angka 42 orang, yang berarti Puskesmas kedungdung menjadi peringkat ke 3 terbesar se-kabupaten Bangkalan.
“Dr. RATNA ERIANTI NUGROHO RINI selaku kepala puskesmas kedungdung serius mengatasi masalah ini dengan melakukan inovasi JEMPUT SPUTUM, yaitu mendekatkan akses layanan ke masyarakat dengan mengambil dahak/ sputum penderita terduga TBC ke rumah sasaran melalui pendekatan persuasif.
Dampak dari inovasi ini begitu luar biasa, dalam kurun waktu 3 bulan Jemput Sputum berjalan didapatkan 45 sampel terduga TB dari 65 sasaran, ditemukan sebanyak 8 orang terdiagnosa positif TBC. Artinya, masyarakat yang awalnya takut memeriksakan dahaknya menjadi mau dan bekenan ketika petugas datang ke rumah sasaran memberikan konseling dan edukasi kesehatan dengan optimal.
Inovasi ini didukung oleh dinas kesehatan dan pemerintahan kabupaten bangkalan sehingga kegiatan ini terus berjalan sampai sekarang demi mewujudkan masyarakat kedungdung yang sehat dan produktif.Tutup (Naji)