Surabaya, CekPos.id — Forum Respon Indonesia Center (FRIC) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Timur kembali mengkritisi pelaksanaan proyek infrastruktur di wilayah Surabaya. Kali ini, organisasi sosial kontrol tersebut menyoroti pekerjaan pemasangan U-ditch atau gorong-gorong di kawasan Tambak Wedi Tengah 5, Kecamatan Kenjeran, Surabaya, yang diduga tidak sesuai spesifikasi teknis dan terindikasi dikerjakan secara asal-asalan.
Ketua FRIC DPW Jatim, Imam Arifin, mengungkapkan bahwa pihaknya mendapatkan sejumlah aduan dari warga sekitar mengenai kualitas pekerjaan proyek tersebut. Warga menilai pengerjaan gorong-gorong itu tampak terburu-buru dan tidak memperhatikan mutu material maupun metode pemasangan.
“Kami menerima laporan masyarakat bahwa gorong-gorong yang baru dipasang sudah tampak retak dan tidak rapi. Saat kami turun langsung ke lokasi, hasilnya memang memprihatinkan. Pekerjaan terlihat tidak mengikuti standar teknis sebagaimana mestinya,” ujar Imam saat ditemui di Surabaya, Sabtu (12/10/2025).
Menurutnya, proyek semacam ini seharusnya memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama dalam mengatasi persoalan drainase dan genangan air. Namun, bila dikerjakan tidak sesuai spek, justru akan menimbulkan kerugian di kemudian hari.
“Kalau pekerjaan U-ditch dilakukan asal-asalan, maka fungsinya bisa terganggu. Di musim hujan, air tidak akan mengalir dengan baik dan berpotensi menimbulkan banjir. Ini jelas merugikan masyarakat,” tegas Imam.
Selain menemukan indikasi pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi, tim FRIC juga menduga ada pengurangan volume pekerjaan di lapangan. Beberapa bagian tampak tidak menggunakan campuran semen sesuai takaran, serta kedalaman pemasangan yang dinilai tidak sesuai ketentuan.
“Kami menduga ada pengurangan volume dan kualitas. Ada bagian yang hanya diplester tipis, bahkan ada gorong-gorong yang tampak tidak sejajar. Jika ini benar dibiarkan, maka akan cepat rusak dan tidak bertahan lama,” jelasnya.
FRIC menilai lemahnya pengawasan dari pihak dinas terkait menjadi salah satu penyebab munculnya pekerjaan asal-asalan. Oleh karena itu, mereka mendesak agar instansi pelaksana proyek segera turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh dan menindak tegas jika ditemukan pelanggaran.
“Kami minta pihak dinas, terutama pengawas lapangan, jangan hanya menerima laporan di atas kertas. Coba lihat sendiri di lapangan bagaimana kondisinya. Masyarakat butuh transparansi dan akuntabilitas,” kata Imam menambahkan.
Warga sekitar Tambak Wedi Tengah 5 yang enggan disebutkan namanya juga mengungkapkan kekecewaannya. Ia menyebut pekerjaan dilakukan dengan terburu-buru, bahkan sempat mengganggu akses warga.
“Pekerja datang cuma beberapa hari, langsung pasang gorong-gorong, tapi hasilnya amburadul. Ada yang miring dan semenya cepat rontok. Kalau hujan deras, air malah keluar ke jalan,” keluh warga tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kontraktor pelaksana maupun Dinas terkait di Pemerintah Kota Surabaya. Media ini telah berupaya menghubungi pihak yang bertanggung jawab untuk meminta konfirmasi, namun belum mendapatkan jawaban.
FRIC menegaskan akan terus mengawal kasus ini dan bila perlu akan melaporkannya ke aparat penegak hukum apabila ditemukan adanya indikasi penyimpangan anggaran.
“Kami bukan hanya akan bersuara, tapi juga akan menempuh langkah hukum jika terbukti ada unsur penyimpangan dana publik. Setiap rupiah dari uang rakyat harus digunakan sebaik-baiknya, bukan untuk kepentingan pribadi,” pungkas Imam Arifin