Mojokerto, cekpos.id- Was-was dan siaga. Itulah yang dirasakan oleh warga yang berada di sekitaran tempat beroperasinya galian C, tepatnya di Desa Kalikatir, Kec. Gondang, Kab. Mojokerto, Jawa Timur.
Perasaan cemas dan kekwatiran warga sekitar galin C tersebut sangatlah beralasan, mengingat bekas galian C yang diduga milik seseorang berinisial S ada di atas pengunungan Desa Kalikatir, sudah menampakan tanda-tanda longsor. Hal tersebut terjadi akibat tebing bawah sudah nampak habis akibat penambangan batu.
Dari pantauan awak media cekpos pada hari Sabtu, 25 oktober 2025, terdapat sisi lokasi yang sudah ada tanah bagian atas nampak ada pergeseran. Apalagi, diatas pegunungan tersebut bisa dikatakan sudah tidak ada pepohonan besar yang akarnya bisa membantu menahan longsor.
Selain ancaman longsor, warga Kalikatir juga kawatir ancaman lain juga bisa terjadi setiap saat antara lain bencana alam seperti banjir bandang dan kekeringan akibat berkurangnya resapan air, serta menurunnya kualitas oksigen dan meningkatnya pemanasan global karena sedikitnya pohon yang menyerap karbon dioksida. Selain itu, hilangnya habitat flora dan fauna juga menjadi dampak yang akan dirasakan warga sekitar.
Untuk mencari informasi lebih lengkap perihal operasinya galian C yang diduga tidak mengantongi ijin alias ilegal tersebut, tim awak media bergeser ke tempat lain yang tak jauh dari lokasi semula, nampak truk keluar masuk dari lokasi penambangan dan begitu jelas suara alat berat yang tengah bekerja. Namun sayang, ketika akan masuk ke lokasi penambangan, tim sudah dihadang beberapa orang yang melarang masuk ke area penambangan. Dengan nada tinggi mereka menolak kehadiran awak media.
Karena gagal masuk ke lokasi galian, tim awak media berupaya mengkonfirmasi warga sekitar, namun tak ada yang berani memberikan keterangan, mengingat beberapa tahun yang lalu ada beberapa orang yang berani menyuarakan nada protes, pada akhirnya berurusan dengan pihak berwajib.
Saat perjalanan balik, tim sempat singgah di salah satu warung kopi yang rutenya dilewati dum truk yang berisi matrial bebatuan. Dan disitu ada salah satu tokoh masyarakat berkeluh kesah, sambil menggerutu melihat aliran sungai yang nampak berwarna coklat pekat, padahal dulu sebelum adanya galian C itu, air nampak begitu jernih, segar tak seperti sekarang ini. Dan saat dikonfirmasi, lagi-lagi tak berani melanjutkan keterangannya.
Jadi dalam hal ini patut diduga kuat ada bekingan yang begitu kuat dalam proses jalannya penambangan tersebut, mengingat hasil tambang tersebut menurut informasi, dikirim ke perusahaan beton terkenal yang sudah mempunyai nama besar di birokrasi manapun.














