Bangkalan – Profesi wartawan kembali tercoreng oleh ulah oknum tidak bertanggung jawab, kali ini Seorang pria berinisial RD yang mengaku sebagai wartawan diduga kuat melakukan penipuan dan pencemaran nama baik dengan dalih meminta dana untuk keluarga almarhum Jali, jurnalis asal Bangkalan yang wafat pada Juli lalu.
Modus RD terbongkar setelah sejumlah guru dan kepala sekolah mengaku didatangi oleh pria tersebut yang membawa identitas pers dan meminta sumbangan dengan alasan untuk membantu keluarga almarhum.
Ironisnya, pihak keluarga menyatakan tidak pernah mengetahui, apalagi menerima bantuan apa pun dari RD.
“Dia datang ke sekolah kami tanggal 15 Juli, mengaku untuk meminta bantuan dana duka bagi keluarga almarhum. Saya sempat memberinya dua amplop, satu untuk keluarga dan satu untuk transportasi pribadinya,” ujar seorang guru SD yang meminta identitasnya dirahasiakan, Minggu (3/8).
Tak hanya satu sekolah, aksi RD disebut berlangsung di beberapa titik lain, termasuk kantor pasar dan kepala desa di beberapa kecamatan. Hal ini diungkap oleh JR seorang wartawan Bangkalan yang ikut memverifikasi laporan dari lapangan.
“Saya punya data dan bukti RD mencatut nama almarhum untuk meminta bantuan dana, Bahkan tertulis dalam buku tamu sekolah. Ini sangat memalukan dan mencederai profesi kami,” kata JR, Senin (4/8).
Tim investigasi media akhirnya menemui langsung istri almarhum Jali untuk mengklarifikasi. Dengan mata berkaca-kaca, ia membantah keras pernah memberikan izin kepada siapapun untuk meminta bantuan dana atas nama keluarga.
“Saya tidak pernah menyuruh siapa pun. Bahkan saya tidak tahu siapa itu RD. Saya malu jika orang-orang mengira kami meminta-minta. Ini sangat menyakitkan,” ujar istri almarhum dengan nada tegas, Senin (4/8).
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa keluarganya siap membawa kasus ini ke ranah hukum dengan tuduhan pencemaran nama baik dan penipuan berkedok wartawan. Ia juga mengimbau agar masyarakat waspada terhadap oknum yang menyalahgunakan profesi demi keuntungan pribadi.
“Kalau memang dia wartawan, dia seharusnya tahu etika. Bukan malah mencatut nama orang yang sudah meninggal dan mempermalukan keluarga kami. Ini sudah keterlaluan,” pungkasnya.
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi dunia jurnalistik, khususnya di Bangkalan. Wartawan sejati bekerja berdasarkan kode etik, integritas, dan kejujuran. Tindakan RD tidak hanya melukai perasaan keluarga almarhum, tetapi juga merusak citra jurnalis yang selama ini menjaga marwah profesi sebagai penjaga informasi dan keadilan.
Komunitas jurnalis di Bangkalan mendorong aparat penegak hukum untuk segera menindaklanjuti kasus ini dan menjatuhkan sanksi tegas agar menjadi pelajaran bagi siapa pun yang mencoba mencoreng kehormatan profesi wartawan.
Oknum!! Modus meminta Dana Kematian, Keluarga Almarhum Segera Lapor Polisi


Rekomendasi untuk kamu

Surabaya – Dalam suasana menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Satlantas Polres…

Gresik — Sejumlah Polwan Satlantas Polres Gresik yang tergabung dalam Srikandi Giri tampak berjaga di…

Surabaya- Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT), mengecam dan mengutuk tindakan anarkis atas kekerasan terhadap wartawan…

MALANG – Kepolisian Resor Malang, Polda Jatim, berhasil mengungkap kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang…